Rangkuman Jurnal : Pengaruh Perilaku Konsumen Mobile Internet Terhadap Keputusan Pembelian Paket Layanan Data Unlimited Internet CDMA di DKI Jakarta.
Abstrak
Teknologi GSM dan CDMA menjadi pilihan bagi pasar potensial bagi penyedia jasa operator jaringan telekomunikasi di Indonesia. Paket Mobile Internet yang lagi trend dan menjadi komoditi poduk andalan dari beberapa operator jaringan telekomunikasi untuk menawarkan dan mendapatkan pelanggan internet sebanyak mungkin adalah menawarkan paket layanan data “Unlimited Internet”. Keputusan pembelian konsumen sangat dipengaruhi oleh perilaku pembelian dari konsumen tersebut. Adapun perilaku pembelian konsumen dapat diukur dari empat faktor yaitu budaya (X1), sosial (X2), pribadi (X3) dan psikologi (X4). Penelitian dibatasi hanya pengguna dari operator telekomunikasi CDMA yang menyediakan jasa layanan paket dan Unlimited Internet, dengan menggunakan metode penelitian bersifat deskriptifdan kuanitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara penyebaran kuesioner. Teknik analisa data menggunakan uji validitas dan reliabilitas, regresi berganda, uji F dan uji T dengan bantuan software SPss 16.0. hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel faktor Psikologi (X4) dengan t gitung sebesar 3,608 memiliki pengaruh paling besar atau dominan atau signifikan dalam keputusan pembelian paket layanan data unlimited internet CDMA di Jakarta (tanpa dibuktikan).
1. Pendahuluan
Menurut penelitian yang dilakukan net index yang diumumkan yahoo dan TNS (Hotel Le Meridien, Jakarta, Kabarindo,31/5/2010) mengenai tren internet di Indonesia, tahun ini menunjukkan beberapa perubahan penting dalam perilaku penggunaan internet di Indonesia yang merupakan pasar online terbesar dengan pertumbuhan tercepat di se-Asia Tenggara dengan penetrasi internet yang cepat. Menurut Kotler dan Amstrong (1997) ada beberapa faktor utama yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam melakukan keputusan pembelian, antara lain adalah faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi dan faktor psikologis. Keputusan pembelian sesorang juga akan dipengaruhi faktor psikologi, yaitu: motivasi, persepsi, proses belajar, kepercayaan dan sikap. Proses keputusan pembelian seseorang konsumen meliputi pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan membeli dan tingkah laku paska pembelian.
2. Metode penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah pengujian hipotesis yaitu untuk menjelaskan pengaruh antara dua variabel dengan pendekatan metode deskriptif dan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah pengguna handphone yang dilengkapi modem untuk internet (mobile internet), khususnya yang menggunakan simcard dari operator telekomunikasi CDMA yang menggunakan paket layanan data “unlimited internet”, di sekitar wilayah DKI Jakarta. Penelitian menggunakan Convenience sampling atau Opportunity Sampling, dimana penarikan sampel menggunakan teknik kesesuaian (convenience) dilakukan dengan memilih unit-unit analisis yang dianggap sesuai oleh peneliti. Jumlah responden yang akan dijadikan sampel dalam penelitian ini ditetapkan berjumlah 100 responden. Data hasil survei dikumpulkan menggunakan kuesioner berisi pertanyaan terstruktur dengan jawaban dalam skala Likert, dimana skala pengukurannya Sangat Setuju(SS) dengan skala 5 dan Sangat Tidak Setuju (STS) dengan skala 1. Data akan diolah menggunakan program SPSS versi 16.0. Variabel didalam penelitian:
- Variabel bebas atau independent variable, yaitu variabel yang nilainya tidak tergantung nilai variabel lain variabel ini diberi simbol X yaitu Faktor Budaya(X1), Faktor Sosial (X2), Faktor Kepribadian(X3), Faktor Psikologi (X4)
- Variabel tidak bebas atau dependent variable, yaitu variabel yang nilainya tergantung nilai variabel lain. Variabel ini diberi simbol Y, yaitu Keputusan Pembelian Unlimited Internet CDMA (Y).
3. Hasil dan Pembahasan
- Jenis kelamin Responden : Dari hasil pengolahan data responden, bahwa jenis kelamin responden laki-laki lebih banyak, dengan prosentase (69%) dibanding perempuan hanya (31%).
- Usia Responden : Usia 26-30 tahun sekitar 27% untuk penggunaan mobile Internet dan usia 31-35 tahun adalah pengguna tertinggi prosentase mencapai 28%.
- Pendidikan Formal Responden : Dari hasil pengolahan data responden diperoleh data Responden dengan pendidikan S-1 adalah responden tertinggi dengan prosentase mencapai 47% dan Responden dengan pendidikan S-2 dengan prosentase 32%.
- Pekerjaan & Manfaat Paket Layanan Data Unlimited Internet Responden : Responden tertinggi berdasarkan distribusi status responden untuk konsumen mobile internet CDMA yang menggunakan akses unlimited Internet adalah karyawan Swasta dengan prosentase mencapai 53% . Manfaat tertinggi berdasarkan distribusi manfaat unlimited internet responden adalah rutin (karyawan & mahasiswa, pelajar) mencapai 46% dan menunjang bisnis perusahaan mencapai 25%. Bervariasinya jumlah responden berdasarkan status pekerjaan & manfaat responden yang beragam, tentu berdampak pada tingkat kepuasan didalam menggunakan internet bagi karyawan, mahasiswa, pelajar yang mencapai 46% .
- Penghasilan Perbulan Responden Hasil dari data individu responden,diperoleh data penghasilan bulanan yang memiliki pendapatan >(Lebih besar) dari Rp.2000.000 prosentase mencapai 77%), ini diperoleh dari data responden yang memiliki profesi-pekerjaan sebagai karyawan swasta atau pengusaha, dan yang memiliki penghasilan terendah (1%) dari responden pelajar SMA dengan pertimbangan seperti kiriman dari orang tua/memberi les.
- Pengeluaran Perbulan Internet Responden. Didalam penelitian ini,peneliti hanya meneliti dari responden pengguna mobile internet yang menggunakan Paket layanan data Unlimited CDMA dari empat (4) operator CDMA dengan kecepatan akses (High speed) 153,6 Kbps, dengan paket bulanan (regular).
- Intensitas Akses Internet : Berdasarkan waktu akses internet yang diteliti meliputi sepanjang waktu, pagi-malam antara pukul 08.00-20.00, malam antara pukul 20.00-24.00, tengah malam-pagi antara pukul 24.00-05.00.
- Distribusi akses internet berdasarkan Jam dan hari/minggu : Responden tertinggi untuk akses internet berdasarkan jam/hari dengan prosentase 31% dengan lama akses/hari selama 3-6 jam, sedangkan lama akses lebih besar dari 12 jam adalah responden terendah dengan prosentase 7%.
- Deskripsi Data : Untuk kriteria analisa deskripsi dapat menggunakan tabel yang diadaptasi dari skor Likers Skala 5. Berdasarkan data yang diperoleh dari responden dan dianalisa data SPSS versi 16.0 diperoleh hasil analisis:
- Variabel Faktor Budaya (X1) : Untuk nilai rata-rata (mean) dengan perolehan angka tertinggi adalah dengan dimensi Kultur dan indikator X11 (1) dengan butir pertanyaaan “Saya tertarik memperhatikan penonjolan aspek-aspek tema budaya pada promosi/iklan unlimited data”, diperoleh nilai rata-rata 3,66.
- Variabel Faktor Sosial (X2)
- Untuk nilai rata-rata (mean) dengan perolehan angka tertinggi adalah dengan dimensi kelompok acuan dan indikator X36 (6) dengan butir pertanyaaan “Saya mempertimbangkan masukan rekan sejawat, rekan kerja, dan orang yang dekat dalam keseharian saya dikantor.”, diperoleh nilai rata-rata 3,6.
- Variabel Faktor Kepribadian (X3) Untuk nilai rata-rata (mean) dengan perolehan angka tertinggi adalah dengan dimensi Usia dan tingkat kehidupan dan indikator X48 (3) dengan butir pertanyaaan “Saya akan loyal pada layanan jasa yang memperhatikan mutu/kualitas ,kecepatan layanan jasa unlimited yang stabil.”, diperoleh nilai rata-rata 4,10.
- Variabel Faktor Psikologi/Kejiwaan (X4) : Untuk nilai rata-rata (mean) dengan perolehan angka tertinggi adalah dengan dimensi motivasi–Kepercayaan & sikap, indikator X86 (6) dan X106 (16) dengan butir pertanyaaan “Saya akan mengarahkan dan mendampingi anak saya untuk menggunakan internet secara bertanggung jawab”. “Saya akan lebih memilih layanan jasa internet yang konsisten terhadap layanannya baik dalam kualitas dan harga”. Kedua item ini memperolah nilai rata-rata 4,04.
- Variabel Faktor Keputusan Pembelian (Y) : Untuk nilai rata-rata (mean) dengan perolehan angka tertinggi adalah dengan dimensi perilaku setelah membeli indikator X163 (33) dengan butir pertanyaaan “Saya akan membatalkan berlangganan apabila layanan customer service tidak memuaskan.” Item in memperolah nilai rata-rata 4,02.
4. Pengujian Hipotesis
- H0:a=0; Tidak ada pengaruh antara variabel Faktor Budaya (X1), Sosial (X2), Kepribadian (X3), dan Psikologi(X4) dengan variabel keputusan pembelian Unlimited Internet CDMA (Y). H1:a≠0; Ada Pengaruh variabel Faktor Budaya (X1), Sosial(X2), Kepribadian(X3) dan Psikologi (X4) dengan variabel keputusan pembelian Unlimited Internet CDMA (Y). Dari hasil perhitungan didapatkan angka F penelitian sebesar 23,063 > F tabel sebesar 5,66 maka H0 ditolak dan H1 diterima.
- Dengan melihat probabilitas (sig) yang lebih kecil dari taraf signifikansi (0,00<0,05) maka H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya,ada Pengaruh signifikan antara variabel Faktor Budaya (X1), Sosial (X2), Kepribadian (X3) dan Psikologi (X4) dengan Keputusan pembelian Unlimited Internet CDMA (Y).
- Bahwa diantara ke-empat variabel bebas; variabel Faktor Budaya (X1), Faktor Sosial (X2), Faktor Kepribadian (X3), Faktor Psikologi (X4) yang memiliki pengaruh paling besar/kuat/dominan dan signifikan dalam Keputusan pembelian Unlimited Internet CDMA (Y) adalah Variabel Faktor Psikologi (X4). Hal ini dibuktikan dengan peroleh nilai t hitung sebesar 3,608 (lihat hasil uji hipotesis nilai t), yang didukung dengan peroleh nilai koefisien regresi standardized coefficient Beta sebesar 0,352
5. Saran
1) Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Penelitian lanjutan dapat dilanjutkan dengan melibatkan lebih banyak faktor dan sampel dari populasi yang lebih besar dan belum tergali yan dapat mempengaruhi konsumen dalam pembelian paket layanan data unlimited internet baik dari operator telekomunikasi CDMA maupun ISP.
2) Bisnis
Beberapa saran yang dapat dilakukan dan bermanfaat kepada Operator Telekomunikasi/ISPuntuk selalu meningkatkan variabel Faktor Psikologi dengan dimensi motivasi–Kepercayaan dan Sikap. Operator telekomunikasi lebih berperan dan serius didalam menangkap dari keinginan calon atau yang sudah menjadi pelanggan.
sumber :
Noviyarto, H. (2010). Pengaruh Perilaku Konsumen Mobile Internet. InComTech, Jurnal Telekomunikasi dan Komputer, vol.1, no.2. diunduh dari http://mtel.mercubuana.ac.id/wpcontent/uploads/2009/12/04_jurnal_handy.pdf pada tanggal 21 November 2012.
Rangkuman Jurnal : PENGARUH PENGENALAN KOMPUTER PADA PERKEMBANGAN PSIKOLOGI ANAK: STUDI KASUS TAMAN BALITA SALMAN AL FARISI.
Abstrak
Artikel ini menyajikan riset terbatas terhadap efek penggunaan komputer di rumah terhadap perkembangan aspek fisik, kognitif, emosi, sosial, dan motorik. Secara umum perkembangan anak yang diperkenalkan dengan teknologi komputer relatif lebih baik aspek-aspek tertentu pada anak-anak daripada anak-anak yang sama sekali belum dikenalkan dengan teknologi komputer.
1. Pendahuluan
Di era digital ini, semakin banyak anak-anak yang memiliki akses komputer di rumah atau di sekolah untuk banyak hal, dimulai dari permainan komputer, atau membantu mengerjakan pekerjaan rumah, bahkan melakukan chatting dan email atau pun browsing di Internet. Penelitian ini diharapkan mampu membantu untuk menunjukkan kepada orang tua dan pihak-pihak yang berkompeten untuk menggali dan memaksimalkan efek positif dan meminimalisir efek buruk dari penggunaan teknologi komputer pada anak-anak. Penelitian ini dilakukan pada Taman Balita Salman Al Farisi yang terletak di komplek Pogung Baru, Sleman, Yogyakarta. Subjek penelitian adalah para balita, penelitian pada balita dilakukan karena lima tahun pertama merupakan masa emas (Golden Age) dari seorang anak sebagaimana dikatakan oleh Freud.
2.Teori Perkembangan Anak
Salah satu prinsip perkembangan adalah perkembangan merupakan proses yang tidak pernah berhenti (never ending process). Memahami perkembangan anak merupakan salah satu upaya untuk mendidik atau membimbing anak, agar mereka dapat mengembangkan potensi dirinya seoptimal mungkin. Masa anak merupakan periode perkembangan yang cepat dan terjadinya perubahan dalam banyak aspek perkembangan.
- Tugas Prakembang Fase Kanak-Kanak : Mempelajari ketrampilan fisik, membangun sikap sehat untuk mengenal diri sendiri, belajar menyesuaikan diri denganteman seusia (peer group), menggabungkan peran sosial pria dan wanita dengan tepat mengembangkan ketrampilan-ketrampilan dasar untuk membaca, menulis dan berhitung, mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, mengembangkan hati nurani, pengertian moral, dan tata serta tingkatan nilai, mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok sosial dan lembaga-lembaga, serta mencapai kebebasan pribadi.
3. Implementasi Penelitian
Penelitian dilakukan dengan membagikan kuesioner tentang pengenalan komputer kepada anak yang diberikan kepada orang tua dari anak-anak yang dititipkan di Taman Balita Salman Al Farisi. Dari kuesioner yang telah disebarkan, diperoleh data bahwa semua anak di Taman Balita Salman Al Farisi telah diperkenalkan komputer oleh orang tuanya, baik berupa permainan komputer (comp uter game), CD interaktif, dan Multimedia. Untuk mendapatkan data mengenai perkembangan anak, data dari kuesioner orang tua dilengkapi dengan tes perkembangan anak.
- Kartu Perkembangan Anak yaitu Alat tes yang dipergunakan untuk menentukan perkembangan anak adalah Kartu Perkembangan Anak (KPA). KPA dapat digunakan pada anak usia 1 sampai 60 bulan, terdiri dari 60 item dan masing-masing item mewakili satu bulan umur kronologis pada kategori anak dengan perkembangan ‘cepat’, ‘rata-rata’, dan ‘lambat’. Item-item tersebut mencerminkan 4 faktor dasar aspek perkembangan anak, yakni: kognisi, emosi, sosial, dan motorik.
4. Hasil Penelitian
Dari hasil tabel-tabel tersebut di atas ditunjukkan bahwa anak dengan interaksi komputer yang lebih intensif menunjukkan nilai KPA dengan selisih yang cukup tinggi dari nilai standar.
5. Simpulan dan Saran
Dari penelitian di atas, diperoleh simpulan bahwa teknologi khususnya komputer berpengaruh terhadap perkembangan psikologi anak. Meski demikian, penelitian ini masih merupakan penelitian awal, yang perlu dilanjutkan dengan penelitian lanjutan. Semisal kaitan teknologi dengan permasalahan kesehatan, penglihatan, perkembangan sosial, dan lain sebagainya. Riset lanjutan perlu dilakukan untuk menentukan apakah komputer rumah dapat memiliki efek yang signifikan terhadap kemajuan kemampuan kognitif dan akademis.
sumber :
Setiawan, M. A., Widyastuti, A., & Nurhuda, A. (2005). Pengaruh Pengenalan Komputer pada Perkembangan Psikologi Anak : Studi Kasus Taman Balita Salman Al Farisi. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2005 (SNATI 2005). Diunduh dari http://journal.uii.ac.id/index.php/Snati/article/viewFile/1308/1067pada tanggal 21 November 2012.
Rangkuman Jurnal : ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN KOMPUTER MEREK ACER (STUDI KASUS: MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA)
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui beberapa variabel yang berhubungan dengan keputusan konsumen, proses untuk membeli komputer merek Acer. Penelitian ini melibatkan 145 mahasiswa dari Ekonomi Fakultas Universitas Sumatera Utara. Data dianalisis dengan menggunakan analisis regresi berganda.
1. Pendahuluan
Menurut Kotler (1991) perilaku konsumen dipengaruhi oleh empat faktor budaya, yaitu: budaya, sosial, pribadi, dan psikologis. Selanjutnya dari keempat faktor tersebut dapat dirinci menjadi beberapa subfaktor. Untuk faktor psikologis terdiri dari: motivasi, persepsi, belajar, kepercayaan dan sikap. Dalam penelitian ini sikap merupakan variabel yang mendapat perhatian untuk diteliti, karena sikap merupakan faktor yang tepat untuk meprediksikan/meramalkan perilaku konsumen di masa yang akan datang (Basu Swasta DH, 1992). Jadi dengan mempelajari sikap konsumen diharapkan. Dapat menentukan apa yang akan dilakukan di masa yang akan datang terhadap produk komputer merek tertentu (Acer), berarti konsumen itu mau menerima atau merasa senang terhadap produk komputer, sehingga bila produk komputer tersebut ditawarkan kepada konsumen, kemungkinan besar akan dibeli oleh konsumen tersebut.
2. Tinjauan Pustaka
Aspek afeksi dari sikap menyangkut masalah emosional subyektif seseorang terhadap obyek sikap. Secara umum perasaan ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki terhadap suatu obyek. Contohnya adalah evaluasi terhadap merek. Aspekkognitif,yakni komponen yang berkaitan dengan pengetahuan, opini-opini dan persepsi individu terhadap obyek. Keinginan ini diperoleh melalui pemrosesan informasi yang diterima atau melalui interaksi langsung dengan objek tersebut. Komponen kognitif dari sikap adalah keyakinan. Keyakinan komponen tentang merek adalah karakteristik (atribut) yang dianggap berasal atau memiliki merek tersebut. Aspek konatif adalah komponen yang menunjukkan kecenderunagn seseorang untuk berperilaku terhadap suatu sikap. Asumsi dasarnya adalah bahwa kepercayaan dan perasaan dipengaruhi perilaku.
Sikap tidak sama dengan perilaku, tetapi menunjukkan evaluasi penilaian baik atau buruk terhadap obyek sikap, dan sebagai suatu predisposisi atau kecenderungan sikap mempunyai ciri motivasi, sehingga dapat mendorong konsumen terhadap perilaku tertentu. Jadi komponen yang terpenting dari sikap adalah komponen affects.
Model Reasoned Action
Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model yang dikemukakan oleh Fishbein dan Ajzen dalam sebuah artikel yakni Understanding Attitude and Predicting behavior dan teori mengenai belief, intention, and behavior (dalam Basu Swastha, Menurut teori Reasoned Action bahwa perilaku seseorang sangat tergantung pada minat/niatnya (intention), sedangkan niat untuk berperilaku sangat tergantung pada sikap (attitude) dan norma subyektif atas perilaku. Pada sisi lain, keyakinan terhadap akibat perilaku dan evaluasi akibat akan menentukan sikap perilaku seseorang.
3. Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah dan kajian teoritis yang digunakan maka penulis dapat menduga :
- Keyakinan konsumen berpengaruh secara signifikan pada sikap konsumen terhadap pembelian komputer merek Acer.
- Evaluasi akibat dari keyakinan konsumen berpengaruh secara signifikan terhadap sikap konsumen dalam pembelian produk komputer merek Acer.
- Keyakinan dan evaluasi akibat berpengaruh secara signifikan terhadap sikap konsumen dalam pembelian komputer merek Acer.
- Keyakinan normatif dari konsumen berpengaruh secara signifikan terhadap norma subyektif dalam pembelian komputer merek Acer.
- Motivasi konsumen berpengaruh secara signifikan terhadap norma subyektif dalam pembelian komputer merek Acer.
- Motivasi dan keyakinan normatif dari konsumen berpengaruh secara signifikan terhadap norma subyektif dalam pembelian komputer merek Acer.
- Sikap berperilaku berpengaruh secara signifikan terhadap minat konsumen dalam pembelian komputer merek Acer.
- Norma subyektif berpengaruh secara signifikan terhadap minat konsumen dalam pembelian.
- Sikap berperilaku (Ab) dan norma subyektif (SN) berisikan keputusan seseorang terhadap obyek berpengaruh secara signifikan terhadap minat setelah orang tersebut mempertimbangkan konsumen dalam pembelian komputer merek Acer.
4. Metode Penelitian
- Identifikasi variabel : variabel-variabel dalam penelitian ini adalah variabel keyakinan diri akan manfaat komputer merek Acer, evaluasi akan manfaat membeli komputer merek Acer, keyakinan akan pendapat orang lain, motivasi untuk mengikuti pendapat orang lain, sikap, norma subyektif, dan minat membeli komputer merek Acer.
- Defenisi Operasional. Defenisi operasional dari variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
- Keyakinan diri akan manfaat membeli komputer merek Acer adalah keyakinan yang diperoleh konsumen berkenaan akan manfaat dan konsukuensi yang diterima jika membeli komputer merek Acer.
- Evaluasi akan manfaat membeli komputer merek Acer adalah penilaian yang diberikan oleh konsumen terhadap tiap-tiap akibat.
- Keyakinan akan pendapat orang lain (keyakinan normatif) bahwa sebaiknya membeli komputer merek Acer adalah keyakinan yang dimiliki konsumen bahwa menurut orang lain (referen) sebaiknya memakai komputer merek Acer.
- Motivasi untuk mengikuti pendapat orang lain adalah kesedihan konsumen untuk mengikuti anjuran orang lain bahwa sebaiknya memakai komputer merek Acer.
- Sikap adalah komponen positif atau negatif terhadap objek yang terbentuk dari komponen keyakinan dan komponen evaluasi.
- Norma subyektif merupakan komponen yang berisikan keputusan seseorang terhadap obyek setelah orang tersebut mempertimbangkan pendapat orang lain yang mempengaruhi norma subyektif tentang perilaku tertentu.
- Minat membeli komputer merek Acer adalah kecenderungan konsumen untuk membeli komputer merek Acer. Skala Thorstone digunakan dengan pertimbangan (1) karena menggunakan interval sama dengan setiap pertanyaan sehingga pertanyaan ekstrim dapat dihindari,(2)skala Thorstone dapat digunakan apabila dimasukkan hanya item-item yang telah disetujui bersama dan jelas berhubungan dengan apa yang akan diteliti.
- Jenis dan Sumber Data :
- Data primer, yaitu yang diperoleh dari responden terpilih pada lokasi penelitian.
- Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui studi pustaka dengan mempelajari berbagai tulisan yang berhubungan dengan perilaku konsumen dan data dari Fakultas Ekonomi USU, Acer, dan dari pihak lainnya yang dianggap perlu.
- Prosedur Pengumpulan Data : Dalam penelitian ini data primer dikumpulkan melalui wawancara dengan responden sample dengan menggunakan kuesioner.
- Populasi : Populasi penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan yang belum memiliki komputer merek Acer dengan pertimbangan bahwa mahasiswa merupakan pasar yang potensial untuk memasarkan komputer.
- Prosedur Penentuan Sampel : Sampel diambil dengan menggunakan metode purposive sampling yaitu sebesar 10% dari jumlah mahasiswa.
- Teknik Analisis : Dalam penelitian ini, data yang berhasil dikumpulkan dianalisis dengan menggunakan pendekatan Analisis Regresi Sederhana dan Berganda.
5. Hasil dan Pembahasan
5.1`Deskripsi Produk
Acer adalah Supplier IT yang pertama dan terkemuka yang mendesain sistem standar industri untuk keperluan bisnis perusahaan-perusahaan, kebutuhan-kebutuhan perhitungan yang mobile dan untuk menimbulkan pasar konsumen yang terintegrasi.
5.2. Hasil Penelitian
Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan, bahwa:
- Keyakinan penting dari konsumen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap sikap berperilaku konsumen dalam pembelian produk komputer merek Acer di Kotamadya Medan. Ini dapat dilihat pada nilai t-hitung sebesar 15,66 dan nilai R = 0,6181 serta koefisien regresi 1,3744.
- Evaluasi konsumen berpengaruh secara signifikan terhadap sikap berperilaku konsumen dalam pembelian komputer merek Acer. Hal ini dapat dilihat pada nilai t-hitung = 11,06.
- Motivasi konsumen berpengaruh secara signifikan terhadap norma subyektif. Ini dapat dilihat pada sama berpengaruh secara signifikan terhadap nilai t-hitung 10,27.
- Keyakinan normatif konsumen berpengaruh secara signifikan terhadap norma subyektif dalam penelitian komputer merek Acer. Ini ditunjukkan oleh nilai t-hitung = 19,75. Koefisien regresi adalah 1,5312.
- Sikap konsumen berpengaruh secara signifikan terhadap minat berperilaku. Hal ini dapat dilihat pada nilai t-hitung sebesar 4,688. Koefisien regresi sebesar 0,0767.
- Norma subyektif berpengaruh secara signifikan terhadap minat berperilaku. Hal ini dapat dilihat pada nilai t-hitung = 4,959. Koefisien regresi adalah sebesar 0,0822.
- Keyakinan penting dan evaluasi konsumen baik secara individual maupun bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap sikap berperilaku konsumen. Hal ini dapat dilihat pada nilai t-hitung (b= 10,923, e = 6,1) dan nilai F-hitung = 253,74 Koefisien determinasi R2 = 0,6923
- Keyakinan normatif konsumen dan motivasi konsumen baik secara individu maupun bersama- sama berpengaruh secara signifikan terhadap norma subyektif. Hal ini dapat dilihat pada nilai t- hitung (13,30 dan 1,359) dan F-hitung = 215,557. Koefisien determinasi R2 0,7270.
- Sikap berperilaku dan norma subyektif baik secara individu maupun bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat berperilaku konsumen. Hal ini dapat dilihat pada nilait-hitung, yaitu: 2,871; 3,233, dan F- hitung 17,65.
- Di antara kedua variabel, yakni: sikap berperilaku (Ab) dan norma subyektif (SN), variabel norma subyektif yang lebih besar pengaruhnya dibandingkan dengan variabel sikap berperilaku terhadap minat berperilaku (BI).
sumber :
Marhaini. 2008. Analisis Perilaku Konsumen dalam Pembelian Komputer Merek Acer (Studi Kasus : Mahasiswa Ffakultas Ekonomi Uiversitas Sumatra Utara) Diunduh dari http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21115/1/jmb-sep2008-1%20(1).pdf pada tanggal 21 November 2012.
Rangkuman Jurnal : KECEMASAN BERKOMPUTER (COMPUTER ANXIETY) DAN KARAKTERISTIK TIPE KEPRIBADIAN PADA MAHASISWA AKUNTANSI
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui tipe kepribadian dan faktor-faktor lain seperti jenis kelamin dan IPK yang mungkin berkontribusi terhadap kecemasan berkomputer mahasiswa dan karakteristik kepribadian mahasiswa akutansi. Data didapatkan dari survei yang dilakukan pada mahasiswa akutansi Universitas Gajah Mada.
1. Pendahuluan
Menyadari pentingnya penguasaan teknologi komputer dalam dunia bisnis, para pengajar akuntansi menekankan pentingnya penggunaan komputer dan software di sebagian besar mata kuliah akuntansi untuk membekali para mahasiswa sehingga dapat meningkatkan nilai jual mereka di masa depan. Menyikapi kehadiran komputer secara berbeda dan tak jarang disikapi dengan penolakan. Penolakan ini mungkin disebabkan oleh ketidaktahuan sederhana tentang komputer atau mungkin juga disebabkan oleh kegelisahan yang mendalam atau ketakutan berlebih terhadap teknologi komputer (Jay, 1981 dalam Emmons, 2003) yang sering disebut dengan “computerphobia“. Adanya perubahan baru terkadang menimbulkan tekanan (stress). Tekanan yang timbul dapat berupa anxiety (kecemasan) namun ada pula yang menghadapinya sebagai tantangan. Kecemasan didefinisikan sebagai perasaan yang kuat berupa ketakutan (fear ) dan keprihatinan. Kecemasan berkomputer dapat diartikan sebagai penolakan terhadap perubahan. Penolakan dapat berupa gejala atau sesuatu yang lain seperti ketakutan akan sesuatu yang tidak diketahui, ketakutan akan kegagalan, atau ketidakinginan untuk mengubah keadaan sekarang. Karena teknologi komputer telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kurikulum akuntansi, maka penolakan terhadapnya dapat mengganggu proses pembelajaran. Penelitian ini berusaha memahami apakah fenomena ini berhubungan dengan tipe kepribadian, jenis kelamin dan IPK para mahasiswa.
2. Teori Tipe Kepribadian Jung
Teori Jung mendalilkan delapan sifat kepribadian utama yang terdiri dari empat dimensi utama yang saling berlawanan (dikotomis), yakni : (1) Extravert (E) vs. Introvert (I), (2) Sensing (S) vs. Intuitive (N), (3) Thinking (T) vs. Feeling (F), dan (4) Judging (J) vs. Perceiving (P). Kedelapan sifat ini muncul dalam setiap individu dengan derajat yang berbeda-beda. Setiap individu memiliki kecenderungan pembawaan terhadap satu dari dua sifat dalam tiap dikotomi.
Myers-Briggs Type Indicator. Myers-Briggs Type Indicator (MBTI) adalah instrumen berupa kuesioner yang terdiri dari item-item yang disusun dengan format forced-choice di mana untuk setiap item pertanyaan, subyek menjawab dengan memilih salah satu dari dua jawaban yang tersedia.
3. Hipotesis yang diuji
Penelitian ini menguji beberapa hipotesis:
- Menguji hubungan antara tipe kepribadian dan kecemasan mahasiswa terhadap penggunaan teknologi komputer. H1:Tingkat kecemasan berkomputer pada mahasiswa akuntansi akan bervariasi menurut tipe kepribadian mereka.
- Menguji hubungan tingkat kecemasan berkomputer dengan jenis kelamin. H2:Tingkat kecemasan berkomputer pada mahasiswa akuntansi akan bervariasi menurut jenis kelamin mereka
- H3:Tingkat kecemasan berkomputer pada mahasiswa akuntansi akan bervariasi menurut IPK mereka.
4. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM). Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa akuntansi yang masih menjalani masa studi. Pengambilan sampel (sampling) dari populasi yang ada dilakukan secara convenience sampling, dengan menggunakan tingkat kesalahan 5%, dari daftar pengambilan sampel yang dianggap representatif.
Operasionalisasi dan Pengukuran Variabel
- Kecemasan Berkomputer : Kecemasan berkomputer dalam penelitian ini adalah ketakutan atau kecemasan akan dampak teknologi komputer pada saat ini atau di masa depan yang dapat mengakibatkan konsekuensi fisiologis. Tingkat kecemasan berkomputer ini akan diukur menggunakan instrumen CARS. CARS terdiri dari 20 item pernyataan dan diberi skor 1 hingga 5 di mana 1 menunjukkan jawaban “tidak cemas” dan 5 menunjukkan jawaban “sangat cemas sekali”.
- Tipe Kepribadian : Tipe kepribadian yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah tipe kepribadian yang sesuai dengan teori Jung (1921) yang diukur menggunakan MBTI.
- Jenis Kelamin : Variabel jenis kelamin diukur dengan menggunakan skala nominal, dibedakan atas kelompok pria atau wanita.
- Indeks Prestasi Kumulatif : IPK dalam penelitian ini dibagi ke dalam empat kategori, yaitu <2,75; 2,76 – 3,00; 3,01 – 3,50; 3,51 – 4,00. Subyek dalam penelitian ini diminta untuk menunjukkan pada interval mana IPK mereka termasuk. Pengukuran variabel IPK menggunakan skala nominal.
- Metoda Analisis Data dan Pengujian Hipotesis : Untuk mengukur validitas dan reliabilitas instrumen, menggunakan pengujian koefisien korelasi Pearson dan koefisien Cronbach Alpha. Metode statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis pertama menggunakan uji T sampel independen dan untuk menguji hipotesis kedua dan ketiga menggunakan pengujian kai kuadrat (chi-square).
5. Hasil
Dilihat dari tingkat kecemasan berkomputer yang diukur dengan instrumen CARS, responden memiliki tingkat kecemasan yang berbeda-beda. Distribusi frekuensi kecemasan berkomputer menunjukkan angka 52,8% responden yang tidak technophobia, 40% menunjukkan technophobia rendah dan sebanyak 7,2% responden menunjukkan technophobia tinggi.
6. Pengujian Hipotesis
- Hipotesis 1: Tingkat kecemasan berkomputer pada mahasiswa akuntansi akan bervariasi menurut tipe kepribadian mereka. Terdapat interaksi yang signifikan pada dimensi preferen SN (p = 0,009) dan TF (p = 0,024) sedangkan pada dimensi preferen EI (p = 0,295) dan JP (p = 0,738) tidak ditemukan interaksi yang signifikan. Hipotesis 1 diterima dan hasil penelitian mendukung pernyataan bahwa tingkat kecemasan berkomputer pada mahasiswa akuntansi bervariasi menurut tipe kepribadian mereka.
- Hipotesis 2: Tingkat kecemasan berkomputer pada mahasiswa akuntansi akan bervariasi menurut jenis kelamin mereka. Hasil pengujian pada Tabel 8 menunjukkan nilai χ = 0,452 tidak signifikan (p=0,798) sehingga Hipotesis 2 ditolak dan pernyataan bahwa tingkat kecemasan berkomputer pada mahasiswa akuntansi akan bervariasi menurut jenis kelamin tidak dapat didukung.
- Hipotesis 3: Tingkat kecemasan berkomputer pada mahasiswa akuntansi akan bervariasi menurut IPK mereka. Hasil pengujian yang tampak tidak signifikan (χ2 = 3,664; p = 0,722), sehingga Hipotesis 3 ditolak dan pernyataan bahwa tingkat kecemasan berkomputer mahasiswa akuntansi akan bervariasi menurut IPK mereka tidak dapat didukung.
7. Implikasi Penelitian
Penelitian ini menunjukkan bahwa fenomena kecemasan berkomputer terjadi di kalangan mahasiswa. Untuk mengatasi hal tersebut, pihak kampus mungkin perlu mempertimbangkan untuk menambah mata kuliah yang berhubungan dengan sistem informasi berbasis komputer yang sifatnya wajib di samping melengkapi sarana teknologi komputer di lingkungan kampus serta mengadakan pelatihan-pelatihan komputer yang bertujuan untuk membuat mahasiswa lebih mengenal teknologi komputer sehingga diharapkan terjadi penurunan tingkat kecemasan berkomputer seiring dengan semakin berkembangnya teknologi.
sumber:
Ali, S., Fadila. 2008. Kecemasan Berkomputer (Computer Anxiety) dan Karakteristik Tipe Kepribadian pada Mahasiswa Akuntansi. Diunduh dari http://www.syaiful-ali.staff.ugm.ac.id/Kecemasan%20berkomputer%20–mahasiswa%20akuntansi.pdf. Pada tanggal 21 November 2012.
Rangkuman Jurnal : RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MENENTUKAN JENIS GANGGUAN PERKEMBANGAN PADA ANAK
Abstrak
Sistem pakar (expert system) secara umum adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli. Aplikasi yang dikembangkan ini bertujuan untuk menentukan jenis gangguan perkembangan pada anak di bawah umur 10 tahun dengan hanya memperhatikan gejala- gejala yang dialami. Dengan menggunakan metode Certanty Factor (CF), didapatkan nilai kemungkinan gangguan yang dialami pasien.
1. Pendahuluan
Perkembangan komputer dewasa ini telah mengalami banyak perubahan yang sangat pesat, seiring dengan kebutuhan manusia yang semakin banyak dan kompleks. Komputer yang pada awalnya hanya digunakan oleh para akademisi dan militer, kini telah digunakan secara luas di berbagai bidang, misalnya: Bisnis, Kesehatan, Pendidikan, Psikologi, Permainan dan sebagainya. Kecerdasan buatan atau artificial intelligence merupakan bagian dari ilmu komputer yang membuat agar mesin (komputer) dapat melakukan pekerjaan seperti dan sebaik yang dilakukan oleh manusia. Salah satu yang dipelajari pada kecerdasan buatan adalah teori kepastian dengan menggunakan teori Certainty Factor (CF) (Kusumadewi, 2003). Sistem Pakar (Expert System) merupakan program komputer yang meniru proses pemikiran dan pengetahuan pakar dalam menyelesaikan suatu masalah tertentu. Salah satu implementasi yang diterapkan sistem pakar dalam bidang psikologi, yaitu untuk sistem pakar menentukan jenis gangguan perkembangan pada anak. Anak-anak merupakan fase yang paling rentan dan sangat perlu diperhatikan satu demi satu tahapan perkembangannya.
Tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan suatu sistem yang dapat digunakan untuk melakukan diagnosis gangguan pada perkembangan anak yang mampu membuat suatu keputusan yang sama, sebaik dan seperti pakar.
Batasan Masalah yaitu : Sistem pakar ini berbasis web, diasumsikan bahwa data dimasukkan oleh orang yang mengetahui perubahan tingkah laku si pasien, sistem pakar ini mendiagnosis pasien di bawah umur 10 tahun, sumber pengetahuan diperoleh dari pakar, buku-buku dan e-book yang mendukung, metode yang digunakan dalam penyelesaian masalah ini adalah metode Certainty Factor.
2. Dasar teori
2.1 Kecerdasan Buatan Secara Umum
Kecerdasan buatan dapat didefinisikan sebagai mekanisme pengetahuan yang ditekankan pada kecerdasan pembentukan dan penilaian pada alat yang menjadikan mekanisme itu, serta membuat komputer berpikir secara cerdas. Kecerdasan buatan juga dapat didefinisikan sebagai salah satu bagian ilmu komputer yang membuat agar mesin (komputer) dapat melakukan pekerjaan seperti dan sebaik yang dilakukan manusia.
2.2 Sistem Pakar
Sistem pakar (expert system) secara umum adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli. Atau dengan kata lain sistem pakar adalah sistem yang didesain dan diimplementasikan dengan bantuan bahasa pemrograman tertentu untuk dapat menyelesaikan masalah seperti yang dilakukan oleh para ahli.
2.3 Ketidakpastian dengan Teori Certainty Factor (Teori Kepastian)
Faktor kepastian (Certanity Factor) diperkenalkan oleh Shortliffe Buchanan dalam pembuatan MYCIN (Kusumadewi, 2003). Certanity Factor (CF) merupakan nilai parameter klini yang diberikan MYCIN untuk menunjukkan besarnya kepercayaan. Certanity Factor (CF) menunjukkan ukuran kepastian terhadap suatu fakta atau aturan.
2.4 Gangguan Perkembangan pada Anak
Jenis Gangguan perkembangan anak
- Keterbelakangan mental (Mental Retardetion) : Keterbelakangan Mental (Retardasi Mental, RM) adalah suatu keadaan yang ditandai dengan fungsi kecerdasan umum yang berada dibawah rata-rata disertai dengan berkurangny kemampuan untuk menyesuaikan diri (berprililaku adaptif), yang mulai timbul sebelum usia 10 tahun. Diagnosa Keterbelakangan mentaL : Tingkat kecerdasan yang berada dibawah rata-rata bisa dikenali dan diukur melalui tes kecerdasan standar (tes IQ). Pengobatan Keterbelakangan mentaL : Tujuan pengobatan yang utama adalah mengembangkan potensi anak semaksimal mungkin. Sedini mungkin diberikan pendidikan dan pelatihan khusus, yang meliputi pendidikan dan pelatihan kemampuan sosial untuk membantu anak berfungsi senormal mungkin. Pencegahan Keterbelakangan mentaL : Konsultasi genetik akan memberikan pengetahuan dan pengertian kepada orang tua dari anak RM mengenai penyebab terjadinya RM. Vaksinasi MMR secara dramatis telah menurunkan angka kejadian rubella (campak Jerman) sebagai salah satu penyebab RM.
- Autis. Autisme bukanlah penyakit menular, namun suatu gangguan perkembangan yang luas yang ada pada anak. Seorang ahli mengatakan autisme adalah dasar dari manusia yang berkepribadian ganda (Sizhophren). Gejala pada anak autis sudah tampak sebelum anak berumur 3 tahun, yaitu antara lain dengan tidak adanya kontak mata, dan tidak menunjukkan responsif terhadap lingkungan. Jenis-jenis Autis yaitu Autisme disertai hiperaktif (aktif) dan Autisme tidak disertai hiperaktif (pasif). Penyebab utama belum diketahui dengan pasti. Autisme diduga disebabkan oleh gangguan neurobiologis pada susunan syaraf pusat: Faktor genetik, Gangguan pertumbuhan sel otak pada janin, Gangguan pencernaan, Keracunan logam berat, Gangguan Auto – Imun.
- Conduct Disorder. Conduct disorder adalah satu kelainan perilaku yang mana anak sulit membedakan benar salah, baik-buruk; sehingga anak merasa tidak bersalah walaupun dia sudah berbuat kesalahan.
- Attentation Deficit Hyperactive Disorders (ADHD). Adalah kependekan dari Attentation Deficit Hyperactive Disorders yang merupakan istilah yang paling sering digunakan untuk menyatakan suatu keadaan yang memiliki karakterisrik utama ketidakmampuan memusatkan perhatian, impulsivitas, dan hiperaktivitas yang tidak sesuai dengan perkembangan anaK
3. Perancangan dan Implementasi
3.1 Perancangan Basis Pengetahuan
Dalam perancangan basis pengetahuan ini digunakan kaidah produksi sebagai sarana untuk representasi pengetahuan. Kaidah produksi dituliskan dalam bentuk pernyataan JIKA [premis] MAKA [konklusi]. Pada perancangan basis pengetahuan sistem pakar ini premis adalah gejala-gejala yang terlihat pada anak dan konklusi adalah jenis gangguan perkembangan yang diderita anak, sehingga bentuk pernyataannya adalah JIKA [gejala] MAKA [gangguan].
4. Pembahasan
4.1 Pengujian Kebenaran Sistem
Pengujian kebenaran sistem dilakukan untuk mengetahui kesamaan hasil akhir atau output yang berupa kemungkinan jenis gangguan yang dihasilkan oleh sistem, dengan yang dihasilkan oleh perhitungan secara manual. Untuk mengetahui hasil output dari sistem harus melakukan konsultasi terlebih dahulu yang kemudian memasukkan gejala-gejala yang dirasakan oleh pasien kemudian setelah selesai melakukan konsultasi maka akan muncul halaman hasil konsultasi yang akan menampilkan kemungkinan jenis gangguan perkembangan yang dialami oleh pasien.
Pengujian kebenaran sistem dilakukan dengan melakukan beberapa ujicoba diantaranya sebagai berikut:
1) Dengan satu gejala satu jenis gangguan. Pada pengujian satu gejala untuk satu jenis gangguan ini, percobaan akan menggunakan gejala kontak mata, ekspresi muka, dan gerak-gerik tubuh kurang hidup dengan kemungkinan mengalami jenis gangguan perkembangan Autisme Aktif dengan nilai MB = 0.9 dan MD = 0.1.
Form detail gengguan dapat dilihat pada Gambar 10.
2) Dengan satu gejala beberapa jenis gangguan
Pada pengujian satu gejala beberapa gangguan ini, percobaan akan menggunakan gejala Kesadaran anak untuk bersosialisasi kurang dengan kemungkinan akan mengalami beberapa gangguan diantaranya adalah: Mengalami Gangguan: Retardasi Mental Ringan dengan nilai MB = 0.5 dan MD = 0.05, Retardasi Mental Moderat dengan nilai MB = 0.7 dan MD = 0.1, Autisme Aktif dengan nilai MB = 0.89 dan MD = 0.1, dan Disfraxsia dengan nilai MB = 0.4 dan MD = 0.1.
3) Dengan beberapa gejala satu jenis gangguan
Pada pengujian beberapa gejala satu gangguan ini, percobaan akan menggunakan beberapa gejala yaitu: Anak kesulitan menjaga konsentrasi aktivitasnya dengan nilai MB = 0.85 dan MD = 0.10, Sering gagal dalam memberi perhatian secara jelas dengan nilai MB = 0.70 dan MD = 0.35 dan Sering membuat kesalahan yang tidak terkontrol dengan nilai MB = 0.89 dan MD = 0.10. Ketiga gejala tersebut kemungkinan akan mengalami gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktif.
4) Dengan beberapa gejala beberapa gangguan
Pada pengujian beberapa gejala beberapa gangguan ini, percobaan akan menggunakan beberapa gejala yaitu: Anak hanya sedikit memiliki kemampuan ekspresif dengan nilai MB = 0.50 dan MD = 0.10, Kesulitan menjaga konsentrasi dlm aktivitasnya dengan nilai MB = 0.85 dan MD = 0.10. Kedua gejala tersebut kemungkinan akan terkena gangguan perkembangan yaitu Disfraxia dan Gangguan Pemusatan Perhatian & Hiperaktif (ADHD).
5. Kesimpulan
Aplikasi sistem pakar yang dibuat ini mampu menganalisis jenis gangguan perkembangan yang dialamai pasien berdasarkan gejala-gejala yang dimasukkan oleh user. Aplikasi sistem pakar ini sudah dapat menjelaskan definisi jenis gangguan perkembangan, penyebab, dan pengobatannya. Kekurangan dari aplikasi ini adalah belum adanya pengelompokan gejala-gejala sejenis yang hanya boleh dipilih satu dari kelompok gejala tersebut.
Sumber :
Rohman, F. F., & Fauzijah, A. (2008). Rancang Bangun Aplikasi Sistem Pakar untuk Menentukan Jenis Gangguan Perkembangan pada Anak. Midia Informatika, Vol.6, No. 1. Diunduh dari http://journal.uii.ac.id/index.php/media-informatika/article/viewFile/106/66 pada tanggal 21 November 2012.